Product Backlog itu seperti daftar keinginan untuk sebuah produk, tapi bukan sekadar keinginan. Ini adalah daftar terurut dari semua hal yang mungkin dibutuhkan untuk meningkatkan produk tersebut. Daftar ini terus berkembang seiring waktu, bukan sesuatu yang statis.
Bayangkan sebuah produk sebagai kendaraan untuk memberikan nilai. Product Backlog adalah peta yang menunjukkan bagaimana kendaraan itu akan terus ditingkatkan agar bisa memberikan nilai yang lebih baik kepada penggunanya.
Yang menarik, Product Backlog ini dimiliki oleh seluruh Scrum Team, tapi tanggung jawab utamanya ada pada Product Owner. Product Owner memastikan bahwa daftar ini mencerminkan kebutuhan pengguna dan tujuan bisnis. Namun, Developers yang akan mengerjakan item-item di daftar ini bertanggung jawab untuk memperkirakan seberapa besar usaha yang dibutuhkan.
Proses memperhalus dan memperjelas item-item di Product Backlog disebut Product Backlog Refinement. Ini bukan pertemuan wajib, tapi sangat disarankan. Tujuannya agar item-item tersebut cukup kecil dan jelas sehingga bisa diselesaikan dalam satu Sprint. Semakin detail, semakin mudah untuk diimplementasikan.
Di atas semua item itu, ada sesuatu yang lebih besar: Product Goal. Product Goal ini adalah visi jangka panjang dari sebuah produk, tujuan akhir yang ingin dicapai. Seluruh isi Product Backlog seharusnya mengarah pada pencapaian Product Goal ini. Scrum Team harus fokus pada satu tujuan pada satu waktu. Selesai satu tujuan, baru bisa melangkah ke tujuan berikutnya.