Zero Trust adalah model keamanan yang mengedepankan prinsip bahwa tidak ada entitas yang dapat dipercaya secara default, baik di dalam maupun di luar jaringan. Pendekatan ini lahir sebagai respons terhadap kompleksitas jaringan modern yang melibatkan banyak perangkat dan pengguna, dimana kebijakan tradisional tidak lagi cukup untuk melindungi data sensitif.
Konsep ini diawali oleh analis di Forrester Research pada tahun 2010 dan telah diadopsi secara luas oleh berbagai organisasi untuk mengurangi risiko kebocoran data. Dengan menerapkan kebijakan “jangan percaya, selalu verifikasi”, setiap permintaan akses perlu diautentikasi dan diotorisasi berulang kali.
Zero Trust juga berbagi kesamaan dengan protokol [[microsegmentation]]; yaitu memisah jaringan ke dalam area yang lebih kecil untuk membatasi potensi gerakan lateral yang dapat dilakukan oleh penyerang. Ini membuka peluang untuk pengendalian akses yang lebih ketat, sehingga memperkecil permukaan serangan di jaringan perusahaan.
Teknologi kunci yang mendukung Zero Trust adalah [[Zero Trust Network Access (ZTNA)]]. ZTNA memungkinkan koneksi yang aman dan terkendali antara pengguna dan sumber daya yang mereka butuhkan, tanpa memberi akses penuh ke seluruh jaringan. Karena semakin banyak organisasi yang menerapkan strategi ini, Zero Trust berpotensi meningkatkan postur keamanan mereka secara signifikan.
Dari perspektif hukum, peraturan yang terus berkembang mendorong adopsi model ini. Sebagai contoh, perintah eksekutif yang dikeluarkan oleh Presiden AS menekankan penerapan arsitektur Zero Trust di lembaga pemerintah untuk memperkuat keamanan siber.
Sebagai rangkuman, implementasi Zero Trust bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang mengubah paradigma dalam berpikir tentang keamanan. Dengan pendekatan ini, setiap entitas harus membuktikan esensinya sebelum diberikan akses, mencegah risiko yang mungkin timbul dari kepercayaan yang tidak berdasar.
Untuk mendalami lebih lanjut, lihat referensi dari IBM - Zero Trust dan Cloudflare - Apa itu Zero Trust?.